Jejak Pagi Nusantara

Mencatat Jejak Berita, Dari Nusantara ke Dunia

Miliarder Pendukung Donald Trump Memaki Sang Presiden, Kesal Perang Dagang Bikin Susah

2 min read
Miliarder Pendukung Donald Trump Memaki Sang Presiden, Kesal Perang Dagang Bikin Susah

Miliarder Pendukung Donald Trump Memaki Sang Presiden, Kesal Perang Dagang Bikin Susah

Perang dagang antara Amerika Serikat dan China membuat ekonomi semakin sulit, bahkan bagi pendukung utama Donald Trump. Beberapa miliarder yang mendukung kebijakan Trump kini mulai kecewa. Mereka merasa bahwa kebijakan perdagangan ini malah membuat sektor ekonomi lebih sulit.

Kemarahan Miliarder Terhadap Perang Dagang

Banyak miliarder yang sebelumnya mendukung Trump sekarang merasa frustrasi. Meskipun beberapa kebijakan awal terlihat menguntungkan, perang dagang memberi dampak negatif. Tarif impor yang tinggi, gangguan pasokan, dan ketegangan global memengaruhi keuntungan mereka.

Investor seperti Mark Cuban dan Warren Buffet mengungkapkan rasa kecewa mereka. Mereka merasa kebijakan ini menambah ketidakpastian. Para pengusaha besar mengkhawatirkan dampak jangka panjang terhadap bisnis mereka.

Dampak Ekonomi dari Perang Dagang

Perang dagang ini bukan hanya merugikan miliarder, tetapi juga masyarakat. Biaya barang impor meningkat, yang menyebabkan harga barang naik. Hal ini membuat daya beli konsumen turun dan memengaruhi kelas menengah.

Selain itu, perusahaan-perusahaan yang bergantung pada rantai pasokan global terhambat. Banyak industri, dari elektronik hingga otomotif, mengalami kesulitan. “Kami ingin stabilitas, bukan ketegangan yang merugikan ekonomi,” kata salah satu pengusaha besar yang mendukung Trump.

Trump di Tengah Kritikan

Donald Trump menghadapi kritik dari para pendukungnya sendiri. Meski ia percaya perang dagang diperlukan untuk melindungi ekonomi AS, banyak yang merasa sebaliknya. Kebijakan ini, yang dulu didukung, kini malah menambah beban ekonomi.

Namun, meskipun banyak kritik, Trump masih didukung oleh banyak orang. Mereka yang percaya bahwa kebijakan ini penting untuk memulihkan industri manufaktur AS tetap mendukungnya. Namun, bagi miliarder yang terpengaruh langsung, situasinya lebih rumit.

Apa yang Diharapkan ke Depan?

Ke depan, banyak pengusaha berharap pemerintah AS akan mencari solusi. Mereka berharap tarif dapat diturunkan atau setidaknya ada kesepakatan perdagangan yang lebih stabil. Para miliarder ingin kebijakan ekonomi berfokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan, tanpa ketegangan internasional.

Dengan begitu, peran sektor bisnis dalam memengaruhi kebijakan ekonomi akan semakin penting. Kita tunggu saja apakah tekanan dari pengusaha ini akan mempengaruhi langkah-langkah kebijakan selanjutnya.

Baca juga : Saham Sinarmas Land Melonjak Setelah Umumkan Delisting di Bursa Singapura